Sebuah
lukisan tua berusia lebih 500 tahun yang digantung di salah satu sudut
dinding Museum Louvre di kota Paris, Perancis terus menjadikan misteri
yang membingungkan khalayak ramai hingga saat ini. Lukisan cat minyak
tersebut menggambarkan seorang gadis yang tidak dinafikan lagi
kecantikannya. Dia kelihatan menghadap ke arah pelukis dengan kedua
pergelangan tangannya dirapatkan antara satu sama lain. Sekitar 1503,
lukisan itu dibuat oleh Da Vinci.
Mona Lisa, atau La Gioconda (La Joconde),
adalah lukisan minyak di atas kayu poplar yang dibuat oleh Leonardo da
Vinci pada abad ke-16. Lukisan ini sering dianggap sebagai salah satu
lukisan paling terkenal di dunia dan hanya sedikit karya seni lain yang
menjadi pusat perhatian, studi, mitologi, dan parodi. Lukisan ini
dimiliki oleh pemerintah Perancis dan dipamerkan di Musée du Louvre di
Paris.
Lukisan
setengah badan ini menggambarkan lukisan wanita yang tatapannya menuju
pengunjung dengan ekspresi yang sering dideskripsikan sebagai
enigmatik atau misterius. Nama atau judul lukisan Mona Lisaberasal
dari biografi Giorgio Vasari tentang Leonardo da Vinci, yang terbit 31
tahun setelah ia meninggal dunia. Di dalam buku ini disebutkan bahwa
wanita dalam lukisan ini adalah Lisa Gherardini, istri seorang pengusaha
Firenze yang kaya bernama Francesco del Giocondo. Mona dalam bahasa Italia adalah singkatan untuk madonna yang artinya adalah “nyonyaku”. Sehingga judul lukisan artinya adalah Nyonya Lisa. Dalam bahasa Italia biasanya judul lukisan ditulis sebagai Monna Lisa (dengan n ganda).
Lalu La Gioconda adalah bentuk feminin dari Giocondo. Kata giocondo dalam bahasa Italia artinya adalah “riang” dan la gioconda artinya
adalah “wanita riang”. Berkat senyum Mona Lisa yang misterius ini,
frasa ini memiliki makna ganda. Begitu pula terjemahannya dalam bahasa
Perancis; La Joconde. Nama Mona Lisa dan La Giocondaatau La Joconde menjadi
judul lukisan ini yang diterima secara luas semenjak abad ke-19.
Sebelumnya lukisan ini disebut dengan berbagai nama seperti “Wanita dari
Firenze” atau “Seorang wanita bangsawan dengan kerudung tipis”.
Pembuatan
Da
Vinci itu tidak menyelesaikan dengan singkat lukisan tersebut,
ketelitian serta berbagai penekanan dalam proses menghasilkan karya seni
tinggi yang menyebabkan lukisan berjudul ‘Mona Lisa’ itu rampung empat
tahun kemudian. Kini, setelah lebih dari 500 tahun berlalu, lukisan
agung dengan lebar 53 cm dan panjang 77 cm itu tergantung di balik
cermin yang terlindungi. Sebelum dipindahkan ke suatu galeri khusus pada
April 2005, jutaan wisatawan dari seluruh dunia mengunjungi Museum
Louvre semata-mata hanya ingin melihat potret yang penuh dengan misteri
dan enigma itu.Selain kekaguman akan karya seni yang memukau, tanda
tanya pasti ada dibenak orang-orang yang memerhatikan dengan teliti raut
wajah pada lukisan tersebut. Banyak yang mengatakan, jarang sekali
manusia yang memiliki senyuman “semisteri” senyuman Mona Lisa. Bentuk
senyuman itu tampak berbeda apabila dilihat dari sudut yang berlainan
berlainan.
Ketakjuban
akan senyuman itu menyebabkan ia menjadi suatu obyek penelitian. Para
ahli psikologi dan pengkaji seni berusaha untuk menafsirkan makna di
sebalik senyuman Mona Lisa. Sudut-sudut terkecil dalam lukisan berkenaan
diteliti demi upaya untuk membongkar rahasia yang menyelubungi lukisan
wanita tersebut. Dengan kecanggihan teknologi olah digital, sosok
didalam lukisan direka ulang untuk mengetahui perasaan sang model ketika
ia melepaskan senyuman seunik itu.
Program
komputer yang dikembangkan di Universitas Illinois dan Universitas
Amsterdam membandingkannya dengan berbagai ekspresi wajah manusia.
Mengukur dengan sangat teliti bentuk seperti lengkungan bibir dan
kerutan sekitar mata untuk menghasilkan suatu kesimpulan. Hasilnya,
program ‘pengenal emosi’ itu memberikan kesimpulan bahwa wanita dalam
lukisan Da Vinci tengah berada dalam beberapa kondisi emosional, 83
persen dikatakan gembira, sembilan persen muak, enam persen takut dan
dua persen marah.
Pada
tahun 2003 ilmuwan dari Harvard University mengatakan bahwa cara
mata-nya memandang membuatkan senyuman Mona Lisa hanya tampak unik
ketika seseorang memandang bagian lain dari lukisan tersebut. Baru-baru
ini pula, sekumpulan penyelidik Kanada mencoba membongkar misteri
dengan mengasumsikan bahwa senyuman Mona Lisa sebagai tanda kegembiraan
wanita yang baru saja melahirkan anak keduanya.
Asumsi
tersebut berdasarkan penemuan beberapa pengkaji yang mengamati bagian
lukisan menggunakan cahaya inframerah dan teknik tiga dimensi. Dengan
teknik-teknik itu, mereka dapat melihat goresan cat lapisan demi lapisan
yang dihasilkan Da Vinci, selain menjumpai bagian yang tidak dapat
dilihat mata kasar.
“Dari
pengamatan yang sangat mendalam terhadap lukisan, jelas terlihat bahwa
baju yang dikenakan oleh obyek lukisan dilapisi kain kasa lutsinar,”
ujar Bruno Mottin dari Pusat Penelitian dan Restorasi Museum Perancis.
Kain jenis ini banyak dipakai wanita di Italia yang sedang mengandung
atau baru saja melahirkan pada abad ke-16.
Selain
senyumannya yang unik, satu lagi keistimewaan gaya lukisan Da Vinci.
Bola mata Mona Lisa seakan-akan sentiasa memandang ke arah pengunjung
dari setiap arah dan sudut manapun mereka memerhatikan lukisan.
Akan
tetapi, misteri yang dikatakan paling utama dari lukisan tersebut
adalah siapakah wanita yang dijadikan model oleh Da Vinci tersebut?
Sebuah
teori mengatakan sang wanita gembira kerana baru saja melahirkan anak
kedua-nya. kemudian dikaitkan bahwa model Mona Lisa sebenarnya ialah
Lisa Ghererdini, isteri seorang pedagang bernama Francesco de Giocondo.
Nama Mona Lisa yang digunakan juga memiliki arti Madam Lisa. Selain
itu, ada beberapa wanita yang dikaitkan sebagai Mona Lisa selain Lisa
Ghererdini. Wanita-wanita yang turut dikaitkan sebagai model Mona Lisa
ialah Isabella of Aragon, Caterina Sforza dan Constanza d’Avalos.
Seorang
penulis, Serge Bramly, mengemukakan teori bahawa model lukisan Mona
Lisa adalah ibu Leonardo Da Vinci itu sendiri bernama Caterina. Terdapat
juga pengkaji seni yang mengatakan bahwa wajah Mona Lisa yang dilukis
Leonardo tanpa merujuk kepada siapapun, sebaliknya berdasarkan
kreativitas pelukis itu sendiri. Bagaimanapun juga, teori yang paling
mengejutkan dikemukakan oleh Dr. Lillian Schwartz dari Bell Labs yang
menyatakan bahwa Mona Lisa sebenarnya adalah wajah Leonardo Da Vinci itu
sendiri dalam versi wanita.
Terungkapnya Misteri monalisa
Sejumlah
ilmuwan Jerman yakin telah berhasil memecahkan misteri di balik
lukisan Mona Lisa karya Leonardo da Vinci. Lisa Gherardini, istri
saudagar kaya Florentine, Francesco del Giocondo, selama ini diyakini
sebagai perempuan yang paling mungkin menjadi model lukisan potret abad
16 itu. Namun para ahli sejarah menduga-duga, perempuan tersenyum itu
bisa jadi kekasih, ibu atau da Vinci sendiri.
Sekarang,
para ahli di Perpustakaan Universitas Heidelberg mengatakan catatan
yang ditulis di pinggiran buku oleh pemiliknya, Oktober 1503,
membuktikan bahwa Lisa del Giocondo adalah benar-benar model lukisan
paling terkenal di dunia itu. “Semua keraguan tentang identitas Mona
Lisa tersingkir dengan penemuan Dr Armin Schlechter, a manuscript
expert,” demikian pernyaatan Perpustakaan Universitas Heidelberg, Senin
(14/1).
Sejauh ini hanya sedikit bukti yang tersedia dari dokumen-dokumen abad 16. Akibatnya ruang interpretasi terbuka luas dan banyak identitas yang dilekatkan pada Mona Lisa. Catatan di buku itu dibuat oleh pejabat kota Florentina, Agostino Vespucci, teman dekat da Vinci dalam sebuah koleksi surat oleh orator Rowami, Cicero. Catatan itu membandingkan da Vinci dengan seniman Yunandi Apelles dan menyebutkan bahwa da Vinci saat itu membuat tiga lukisa, salah satunya potret Lisa de Giocondo.
Sejauh ini hanya sedikit bukti yang tersedia dari dokumen-dokumen abad 16. Akibatnya ruang interpretasi terbuka luas dan banyak identitas yang dilekatkan pada Mona Lisa. Catatan di buku itu dibuat oleh pejabat kota Florentina, Agostino Vespucci, teman dekat da Vinci dalam sebuah koleksi surat oleh orator Rowami, Cicero. Catatan itu membandingkan da Vinci dengan seniman Yunandi Apelles dan menyebutkan bahwa da Vinci saat itu membuat tiga lukisa, salah satunya potret Lisa de Giocondo.
Para
pakar seni yang telah menentukan tahun pelukisan Mona Lisa, mengatakan
penemuan Heidelberg itu merupakan terobosan penting dan penyebutan
awal yang menghubungkan dengan potret istri saudagar itu.
“Tidak perlu ada lagi alasan untuk menyebut ini perempuan lain,” kata Frank Zoellner, sejarawan seni dari Universitas Leipzig kepada sebuah radio di Jerman. Nama Lisa Gherardini sebenarnya sudah dihubungkan dengan lukisan itu sejak 1550 oleh Giorgio Vasari, seorang pejabat Italia, namun pernyataan diragukan karena dibuat lima dekade setelah lukisan itu dibuat.
Catatan di Heidelberg itu sebenarnya sudah dua tahun lalu ditemukan oleh Schlecter. Meski sudah tercantum dalam katalog, namun temuan itu tidak dipublikasikan secara luas sampai seorang penyiar radio Jerman membuat rekaman di perpustakaan itu. Lukisan yang kini dipajang di Museum Louvre Paris itu juga dikenal dengan sebutan La Gioconda, yang dalam bahasa Italia berarti perempuan yang gembira. Namun bisa juga merujuk pada nama hasil perkimpoian perempuan itu.
“Tidak perlu ada lagi alasan untuk menyebut ini perempuan lain,” kata Frank Zoellner, sejarawan seni dari Universitas Leipzig kepada sebuah radio di Jerman. Nama Lisa Gherardini sebenarnya sudah dihubungkan dengan lukisan itu sejak 1550 oleh Giorgio Vasari, seorang pejabat Italia, namun pernyataan diragukan karena dibuat lima dekade setelah lukisan itu dibuat.
Catatan di Heidelberg itu sebenarnya sudah dua tahun lalu ditemukan oleh Schlecter. Meski sudah tercantum dalam katalog, namun temuan itu tidak dipublikasikan secara luas sampai seorang penyiar radio Jerman membuat rekaman di perpustakaan itu. Lukisan yang kini dipajang di Museum Louvre Paris itu juga dikenal dengan sebutan La Gioconda, yang dalam bahasa Italia berarti perempuan yang gembira. Namun bisa juga merujuk pada nama hasil perkimpoian perempuan itu.
Penelitian Ilmiah
Senyum
Mona Lisa yang menyimpan misteri selama ini tetap menjadi misteri.
Namun ilmuwan Prancis menyatakan berhasil membongkar beberapa rahasia
lukisan Mona Lisa setelah melakukan penelitian terhadap tujuh lukisan
Leonardo da Vinci yang merupakan koleksi Museum Louvre di Paris,
termasuk lukisan Mona Lisa itu sendiri.
Tujuan
penelitian tersebut adalah untuk menganalisis digunakannya secara
berturut-turut lapisan super tipis oleh Leonardo dalam
lukisan-lukisannya. Diyakini, Leonardo menggunakannya untuk menghadirkan
efek kualitas gambar yang kabur atau samar-samar.
Para
ahli dari Center for Research and Restoration of the Museums of France
membuktikan bahwa Leonardo memberikan hingga sedikitnya 30 lapisan cat
di karya-karyanya untuk menghadirkan nuansa tertentu. “Lapisan yang
digunakan adalah lapisan setebal kurang dari 40 micrometer, atau kurang
dari setengah ketebalan satu helai rambut manusia,” ungkap Philippe
Walter, salah satu peneliti. Melalui teknik yang dikenal sebagai sfumato tersebut,
Leonardo diyakini mampu menghadirkan kualitas kabur yang disertai
ilusi kedalaman dan bayangan. Penelitian inilah yang sebelumnya masih
jarang dilakukan karena peneliti kesulitan mendapatkan sample dari
lukisan tersebut.
Untuk
menganalisisnya, ilmuwan asal Prancis menggunakan teknologi X-ray
fluorensensi spektroskopi yang tidak merusak lukisan tersebut. Gunanaya
adalah untuk mempelajari lapisan-lapisan cat dan komposisi kimianya.
Alat untuk melakukan spektroskopi tersebut dibawa ke Museum Louvre dan
langsung dihadapkan pada lukisan-lukisan Leonardo. “Dengan alat
tersebut kita dapat dengan presisi menentukan campuran pigmen yang
digunakan sang pelukis untuk tiap lapisan catnya. Hal itu sangat penting
untuk menganalisis teknik melukisnya,” papar Walter.
Para
ilmuwan juga membuktikan bahwa Leonardo tidak hanya puas dengan satu
teknik melukis. Leonardo terbukti terus mencoba metode baru.
“Kadangkala ia menggunakan teknik glasir, tapi tidak seterusnya. Di
lukisan Mona Lisa, ia menggunakan oksida mangan untuk menciptakan
bayang-bayangnya. Kadang kala ia juga menggunakan tembaga,” tambah
Walter. Selama ini diyakini bahwa Mona Lisa adalah gambaran Lisa
Gherardini, istri pedagang Florence Francesco del Giocondo. Leonardo
melukisnya di tahun 1503.
Mirip Da Vinci
Sekelompok
ilmuwan Italia percaya bahwa kunci untuk memecahkan teka-teki itu ada.
Dan mereka meminta izin dari otoritas Prancis untuk menggali kuburan
dan melakukan tes karbon dan tes DNA. Jika tengkorak utuh, para ilmuwan
bisa masuk ke jantung pertanyaan yang mengusik sarjana dan masyarakat
selama berabad-abad yaitu identitas Mona Lisa.
Selain
itu menciptakan secara virtual dan merekonstruksi wajah Leonardo, dan
membandingkan dengan wajah yang tersenyum di lukisan. “Kami tidak tahu
apa yang kita temukan jika makam dibuka, kita bahkan bisa saja
menemukan biji-bijian dan debu,” kata Giorgio Gruppioni, seorang
antropolog yang berpartisipasi di proyek itu. “Tapi jika tetap dijaga
dengan baik, mereka adalah arsip biologis peristiwa dalam kehidupan
seseorang, dan kadang-kadang dalam kematian mereka.”
Pemimpin
kelompok, Silvano Vinceti, mengatakan akan menekankan rencananya itu
pada pejabat Prancis yang berwenang di situs pemakaman di Puri Amboise.
Di Prancis, penggalian membutuhkan prosedur hukum yang panjang, dan
sebelum-sebelumnya akan memakan waktu lebih lama lagi, jika melibatkan
orang besar seperti Leonardo.
Jean-Louis
Sureau, direktur puri abad pertengahan yang terletak di Lembah Loire
Prancis mengatakan, setelah permintaan formal dibuat maka sebuah komisi
ahli dibentuk. Setiap permintaan kemudian akan didiskusikan dengan
Departemen Kebudayaan Perancis, kata Sureau. Leonardo pindah ke Prancis
atas undangan Raja Francis I dan mendapat gelar “pelukis pertama raja.”
Ia menghabiskan tiga tahun terakhir hidupnya di sana, dan meninggal di
Cloux, pada tahun 1519 dengan usia 67 tahun.
Tempat
pemakaman aslinya adalah di gereja istana Saint Florentine yang hancur
saat Revolusi Perancis dan diyakini akhirnya dipindah di Kapel
Saint-Hubert dekat benteng. Batu nisan hanya tertulis “Leonardo da
Vinci”. “Makam Amboise itu makam simbolis dan menimbulkan tanda tanya
besar,” kata Alessandro Vezzosi, direktur sebuah museum yang
didedikasikan untuk Leonardo di kota kelahirannya Tuscan Vinci.
Vezzosi
yang tidak terlibat dalam proyek, mengatakan bahwa menyelidiki makam
bisa membantu mengidentifikasi tulang pelukis itu dengan pasti dan
memecahkan pertanyaan-pertanyaan lainnya, seperti penyebab kematiannya.
Dia bilang dia diminta untuk membuka makam pada tahun 2004 untuk
mempelajari tetapi Puri Amboise menolaknya
Fakta Tentang Monalisa
- Lukisan itu menjadi populer setelah dicuri dari Muzium Louvre pada 21 Agustus 1911. Seorang pekerja musium bernama Vincenzo Peruggia akhirnya terbukti bersalah atas kasus tersebut. Lukisan itu ditemukan dan dikembalikan kembali ke Museum Louvre dua tahun kemudian.
- Popularitas lukisan Mona Lisa dijadikan sebagai inspirasi karya lagu lebih dari 10 kali, juga diangkat sebagai tema film dan berbagai seni sastra lainnya.
- Nama ‘Mona Lisa’ diberikan kepada lukisan tersebut 31 tahun setelah kematian Da Vinci. Selain Mona Lisa, judul lainnya adalah ‘La Gioconda’.
- Terdapat beberapa perbedaan pendapat yag mengatakan bahawa Mona Lisa membiarkan rambutnya terurai hingga ke bahu seperti terlihat dalam lukisan. Namun hal itu disanggah dengan kenyataan bahwa seakan-akan rambut itu sebenarnya adalah kain pelindung kepala dan hanya beberapa helai rambut yang terlihat. Sebab perbuatan membiarkan rambut bebas terurai di zaman Renaissance adalah ciri wanita muda yang tidak memiliki sopan santun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar